10 Jenis Alat Musik Tradisional Aceh Lengkap dengan Penjelasan

3 min read

Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda. Salah satu kebudayaan seperti alat musik tradisional. Daerah yang memiliki banyak jenis alat musik tradisional salah satunya adalah Aceh.

Alat musik tradisional Aceh adalah warisan sejarah dan kepercayaan masyarakat Aceh berupa alat-alat musik yang berasal dari peninggalan para leluhur terdahulu. Keragaman alat musik tradisional Aceh akan dijelaskan dan dijabarkan dalam artikel ini. Berikut 10 jenis alat musik tradisional di Aceh yang harus diketahui.

1. Tambur

Tambur adalah salah satu alat musik khas dari Aceh. Tambur merupakan drum besar yang terbuat dari kayu dan kulit binatang yang sudah dikeringkan.

Bahan kayu yang digunakan untuk membuat Tambu terbuat dari bahan Bak Iboh (batang iboh). Kulit hewan yang digunakan umumnya kulit sapi dan rotan sebagai alat untuk peregang kulit.

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik atau tangan. Suara yang dihasilkan alat musik Tambur adalah suara yang kuat dan berirama.

Tambur sering digunakan dalam pertunjukan seni tradisional Aceh seperti tari Saman dan tari Ratoh Jaroe. Alat musik ini menjadi simbol kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Aceh.

Dahulu Tambur digunakan untuk menandakan waktu sholat dan mengumpulkan masyarakat untuk berdiskusi tentang masalah-masalah kampung di Meunasah. Namun saat ini keberadaan Tambur sudah hampir punah karena tergeser adanya alat yang microphone.

2. Serune Kalee

Alat musik asal Aceh yang unik adalah Serune Kalee. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup. Serune Kalee memiliki bentuk mirip seperti seruling.

Alat musik ini popular di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Barat dan Aceh Besar. Hasil suara dari alat musik ini lembut dan menciptakan melodi yang menenangkan dan indah untuk didengar.

Alat musik ini terbuat dari kayu, kuningan dan tembaga. Warna dasar Surene Kalee adalah hitam yang berfungsi untuk penghias dan pemanis alat musik ini.

Serune Kalee biasanya dimainkan Bersama dengan Rapai dan Gendrang di acara hiburan, penyambutan tamu dan tarian. Serune Kalee merupakan alat musik yang sudah ada dari masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam hingga saat ini.

3. Rapai

Rapai merupakan ala musik perkusi yang terbuat dari bahan kayu dan memiliki bentuk seperti cakram. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul atau diputar.

Suara yang dihasilkan dari Rapai sangat khas dan bergelombang. Rapai banyak digunakan pada pentas acara seni tradisional Aceh. Disamping itu, alat musik ini juga digunakan dalam upacara adat dan musik religi.

Rapai sendiri memiliki banyak jenis diantaranya, Rapai Daboih, Rapai Pasee (Rapai gantung), Rapai Geurimpheng (Rapai macam), Rapai Anak dan Rapai Pulot.

4. Arbab

Arbab adalah alat musik gesek seperti kordofon. Alat musik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu tubuh resonator dan dawai.

Tubuh resonator Arbab umumnya terbuat dari kayu, tempurung kelapa, kulit kambing. Sedangkan dawai terbuat dari bahan alami seperti sutra atau nilon dan kadang-kadang terbuat dari tali tambang.

Teknik bermain alat musik ini adalah menggunakan teknik “picking” atau memetik dawai dengan jari. Arbab sering dimainkan di acara-acara rakyat Aceh seperti hiburan hiburan rakyat, pasar malam dan lain-lain.

Namun saying, saat ini alat musik Arbab hampir tidak pernah ditemui karena kesenian ini sudah punah. Terakhir kalinya Arba dapat dijumpai pada masa pemerintahan Belanda dan Jepang.

5. Bangsi Alas

Bangsi Alas merupakan alat musik yang digunakan dengan cara ditiup. Alat musik ini banyak dijumpai di daerah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara.

Alat musik tradisional ini berbahan dasar bambu. Pembuatan alat ini dikaitkan dengan adanya orang yang telah meninggal dunia. Apabila diketahui ada yang meninggal dunia, alat musik Bangsi yang sudah dibuat dihanyutkan ke sungai.

Kemudian Bangsi diambil oleh seorang anak-anak dan kemudian diminta Kembali oleh pembuatnya. Bangsi yang diminta itulah yang akan menjadi alat musik yang memiliki suara merdu.

Disamping itu, ada pula Bangsi yang dimiliki oleh orang-orang kaya. Perbedaan tersebut terletak pada bungkus dari Bangsi, dimana Bangsi milik orang kaya umumnya dibungkus dengan perak atau suasa.

6. Geundrang

Geundrang adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan atau kayu. Alat musik ini merupakan perangkat musik Serune Kalee. Geundrang dibuat dengan menggunakan kulit kambing, kayu Nangka, dan rotan.

Geundrang dapat dijumpai di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Utara. Alat musik tradisional ini berfungsi sebagai pelengkap tempo dari alat musik tradisional Aceh.

7. Bereguh

Salah satu alat musik tradisional Aceh selanjutnya adalah Bereguh. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup. Bahan yang digunakan untuk membuat alat ini adalah tanduk kerbau.

Pada masa lampau, alat ini banyak dijumapi di daerah Pidie, Aceh Utara dan wilayah Aceh yang lain.

Nada yang dihasilkan dari alat musik ini terbatas, banyaknya jumlah nada yang dihasilkan tergantung pada teknik saat meniupnya.

Fungsi dari alat musik Bereguh adalah sebagai media untuk komunikasi saat berada di dalam hutan atau rumah tempat tinggal yang cukup jauh dengan warga yang lain. Saat ini Bereguh jarang digunakan oleh masyarakat karena sudah mulai punah di kalangan masyarakat.

8. Celempong

Alat musik tradisional daerah Aceh selanjutnya adalah Celempong. Alat musik ini banyak ditemukan di kabupaten Tamiang. Celempong tersusun dari beberapa potongan kayu, dan cara memainkannya adalah disusun diantara kedua kaki pemain.

Dahulu alat musik ini dimainkan oleh para wanita khususnya wanita yang masih gadis. Namun saat ini hanya dimainkan oleh Wanita yang sudah tua atau lanjut usia saja yang mampu memainkan Celempong sengan baik.

Alat musik Celempong juga digunakan untuk mengiringi tari Inai. Usia Celempong diperkirakan telah lebih dari 100 tahun di daerah Tamiang.

9. Canang

Berdasarkan alat kesenian tradisional di Aceh, Canang diartikan sebagai alat musik yang dipukul. Alat musik ini terbuat dari bahan kuningan dan bentuknya menyerupai gong.

Canang sendiri tersebar hampir diseluruh daerah Aceh, hanya saja pengertian dan fungsi tentang Canang disetiap berbeda-beda.

Masyarakat biasa memainkan Canang setelah pulang dari pekerjaan di sawah atau saat ada waktu luang untuk bersantai. Selain itu, Canang juga digunakan sebagai pengiring tarian tradisional dan sebagai sarana hiburan untuk anak-anak gadis saat berkumpul.

10. Taktok Trieng

Taktok Trieng adalah alat musik tradisional Aceh yang terbuat dari bambu. Senjata ini banyak ditemukan di daerah Pidie dan Aceh Besar.

Taktok Trieng sendiri terbagi menjadi dua jenis, yang pertama alat musik yang digunakan di meunasah (mushola/langar), balai pertemuan dan tempat lain yang dianggap wajar untuk meletakkan alat musik ini.

Kemudian jenis yang kedua adalah alat musik yang digunakan di sawah. Hal ini berguna untuk mengusir burung atau hewan lain yang dapat merusak padi.

Umunya para petani meletakkan Taktok Trieng di tengah-tengah sawah yang kemudian dihubungkan menggunakan tali menuju dangau (gubuk tempat petani berteduh menunngu tanaman saat di sawah).

Demikian penjelasan tentang jenis-jenis senjata tradisional yang ada di Aceh. Semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu serta pengetahuan kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *