15 Alat Musik Daerah Sumatera Utara Lengkap

4 min read

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang beragam, termasuk alat musik tradisional. Alat musik tradisional Sumatera Utara memiliki beragam bentuk, bahan, dan cara memainkannya. Beberapa alat musik tradisional Sumatera Utara yang terkenal antara lain:

1. Gendang

Gendang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan kulit binatang. Gendang biasanya dimainkan secara berpasangan, dengan satu gendang berukuran besar dan satu gendang berukuran kecil. Gendang berfungsi untuk mengatur tempo dan irama dalam sebuah pertunjukan musik.

2. Serunai

Serunai merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Serunai memiliki bunyi yang merdu dan syahdu. Serunai biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti tari Tor-tor.

3. Hapetan

Hapetan merupakan alat musik petik yang terbuat dari kayu dan senar. Hapetan memiliki bentuk yang mirip dengan kecapi. Hapetan biasanya dimainkan untuk mengiringi nyanyian atau tarian tradisional.

4. Gong

Gong merupakan alat musik pukul yang terbuat dari logam. Gong biasanya dimainkan secara tunggal atau bersama alat musik lainnya. Gong berfungsi untuk memberikan efek suara yang agung dan sakral.

5. Doli-doli

Doli-doli merupakan alat musik pukul yang terbuat dari bambu. Doli-doli memiliki bentuk yang mirip dengan kolintang. Doli-doli biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti tari Sigale-gale.

6. Oloan

Oloan adalah alat musik tradisional yang berasal dari suku Batak Toba, Sumatera Utara. Oloan merupakan alat musik gendang yang berbentuk konis dengan dua sisi. Oloan terbuat dari kayu nangka dan kulit lembu. Tinggi oloan sekitar 34-37 cm dan diameter membran yang berbeda untuk masing-masing sisi.

Oloan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu atau bambu. Oloan menghasilkan bunyi yang khas dan menggema. Bunyi oloan dapat terdengar hingga jarak yang cukup jauh.

Oloan merupakan alat musik yang penting dalam budaya Batak Toba. Oloan digunakan dalam berbagai acara adat, seperti upacara pernikahan, upacara kematian, dan upacara adat lainnya. Oloan juga digunakan dalam pertunjukan musik tradisional Batak Toba.

Oloan memiliki fungsi yang sangat penting dalam budaya Batak Toba. Oloan digunakan untuk memberikan tanda atau isyarat dalam upacara adat. Misalnya, oloan digunakan untuk memberikan tanda bahwa upacara adat telah dimulai atau telah selesai. Oloan juga digunakan untuk mengiringi tarian-tarian tradisional Batak Toba.

7. Odap

Alat musik ini termasuk dalam kelompok membranophone, yaitu alat musik yang menghasilkan suara dengan cara menggetarkan membran. Odap terbuat dari kayu nangka, kulit lembu, dan tali rotan.

Odap memiliki ukuran tinggi sekitar 34-37 cm, diameter membran sisi satu sekitar 26 cm, dan diameter membran sisi dua sekitar 12-14 cm. Cara memainkan odap adalah dengan menjepit badan gendang dengan kaki, lalu memukul membrannya dengan alat pukul yang terbuat dari kayu dan dilapisi kain atau karet.

Odap memiliki peran penting dalam musik gondang sabangunan, yaitu musik tradisional Batak Toba yang dimainkan dengan seperangkat alat musik yang terdiri dari odap, taganing, ogung, dan sarune. Odap berperan sebagai pembawa ritme variable dalam musik gondang sabangunan.

Odap juga sering digunakan dalam upacara adat Batak Toba, seperti upacara pernikahan, upacara kematian, dan upacara adat lainnya. Selain itu, odap juga sering digunakan dalam pawai atau festival budaya.

8. Druni Dana

Druni Dana adalah alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Alat musik ini terbuat dari bambu yang dikerat seperti garpu penala. Druni Dana dimainkan dengan cara dipukul atau digoyangkan, sama seperti alat musik angklung.

Druni Dana memiliki dua bagian utama, yaitu badan dan pemukul. Badan Druni Dana terbuat dari bambu yang dipotong dan dibentuk seperti garpu penala. Bagian atas dan bawah badan Druni Dana memiliki ukuran yang berbeda. Bagian atas lebih kecil dari bagian bawah. Pemukul Druni Dana terbuat dari kayu atau bambu.

Druni Dana menghasilkan suara yang khas dan unik. Suara Druni Dana terdengar seperti bunyi genta yang bergema. Alat musik ini sering dimainkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Pulau Nias, seperti upacara pernikahan, upacara kematian, dan upacara adat lainnya.

9. Balobat

Balobat adalah alat musik tradisional Suku Karo dari Sumatera Utara yang menyerupai suling dan terbuat dari seruas pucuk bambu berukuran sejengkal jari tangan. Alat musik ini dapat dimainkan secara solo dan juga dengan ansambel. Balobat memiliki tangga nada lagu yang serupa dengan nada Suling Sunda atau Laras Pelog, nada minor, nada mayor, serta mempunyai lubang nada yang terdiri dari enam buah.

Balobat terbuat dari seruas pucuk bambu yang berukuran sejengkal jari tangan. Balobat dimainkan dengan cara ditiup. Bibir pemain diletakkan di lubang nada yang terdapat di bagian depan kepala Balobat.

10. Ole – Ole

Ole-ole adalah alat musik tiup tradisional yang berasal dari Sumatera Utara. Alat musik ini terbuat dari batang padi dan resonatornya dibuat menggunakan daun kelapa. Ole-ole bisa dimainkan secara solo.

Ole-ole ditiup menggunakan teknik khusus untuk menghasilkan nada-nada yang indah. Alat musik ini juga ditambah lilitan dari daun kepala muda untuk membesarkan suaranya.

Ole-ole biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Sumatera Utara, seperti lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” dan “Sibuan Siboro”. Alat musik ini juga sering dimainkan pada acara-acara adat, seperti upacara pernikahan dan upacara adat lainnya.

11. Hasapi

Hasapi adalah alat musik tradisional Batak Toba yang dikelompokkan ke dalam alat musik dawai atau senar. Dalam bahasa Indonesia, hasapi sering disebut kecapi Batak.

Hasapi dimainkan dengan cara dipetik. Pemain hasapi akan memetik senar-senar hasapi dengan menggunakan jari-jarinya.

Hasapi biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Batak Toba, seperti lagu “Tana Batak” dan “O Tano Batak”. Alat musik ini juga sering dimainkan pada acara-acara adat, seperti upacara pernikahan dan upacara adat lainnya.

12. Keteng-Keteng

Alat musik ini terbuat dari bambu dengan panjang sekitar setengah meter. Bagian tengahnya dilubangi dan pada bagian ujungnya dipasang senar yang terbuat dari kulit bambu. Alat pemukul keteng-keteng terbuat dari potongan bambu dan terdiri dari dua buah.

Keteng-keteng dimainkan dengan cara dipukul pada bagian senarnya. Bunyi yang dihasilkan keteng-keteng dapat bervariasi tergantung pada cara memukulnya. Jika dipukul dengan keras, bunyi yang dihasilkan akan lebih nyaring. Jika dipukul dengan lembut, bunyi yang dihasilkan akan lebih halus.

13. Garantung

Garantung adalah alat musik pukul tradisional yang berasal dari Sumatera Utara, khususnya daerah Batak Toba, Simalungun, dan Mandailing. Alat musik ini terbuat dari kayu dan memiliki tujuh bilah nada yang digantungkan di atas sebuah kotak resonator.

Garantung termasuk dalam jenis alat musik idiofon, yaitu alat musik yang menghasilkan suara dari getaran badan alat musik itu sendiri. Cara memainkan garantung adalah dengan memukul bilah-bilahnya menggunakan stik kayu.

14. Pangora

Pangora merupakan alat musik tradisional khas suku Batak Toba, Sumatra Utara. Alat musik ini sejenis gong, namun memiliki perbedaan pada bunyi yang dihasilkan. Bunyi yang dihasilkan pangora lebih rendah dan bulat, sedangkan bunyi gong lebih tinggi dan nyaring.

Pangora terbuat dari bahan kuningan, besi, atau perunggu. Bentuknya bundar dengan diameter sekitar 36 cm dan ketebalan sekitar 6 cm. Bagian tengahnya cekung dan dilapisi dengan kulit sapi atau kambing. Kulit ini kemudian direntang dengan menggunakan paku dan tali.

Pangora dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik kayu. Cara memainkannya adalah dengan memukul bagian tengah pangora secara perlahan dan lembut. Bunyi pangora biasanya digunakan sebagai pengiring lagu-lagu tradisional Batak Toba, seperti gondang sabangunan, gondang sipituhoni, dan gondang ni horja.

15. Gonrang

Gonrang merupakan alat musik tradisional dari suku Batak Simalungun, Sumatera Utara. Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit kambing atau kerbau.

Gonrang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Gonrang biasanya dimainkan dalam ansambel musik yang disebut dengan “Gondang Sabangunan”. Gondang Sabangunan terdiri dari berbagai alat musik tradisional Simalungun, seperti sarunei, suling, dan gong.

Alat musik tradisional Sumatera Utara memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Alat musik tradisional tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga digunakan dalam upacara adat, ritual keagamaan, dan kesenian tradisional. Alat musik tradisional merupakan salah satu kekayaan budaya Sumatera Utara yang harus dilestarikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *