Alat Musik Gesek Asli Dari Indonesia Lengkap

4 min read

Indonesia memiliki beragam alat musik tradisional, salah satunya adalah alat musik gesek. Alat musik gesek adalah alat musik yang dimainkan dengan cara digesek menggunakan busur. Alat musik gesek ini menghasilkan suara melodis yang khas.

Berikut ini adalah beberapa alat musik gesek asli Indonesia:

1. Arbab

Arbab adalah alat musik gesek tradisional daerah Batak Simalungun. Alat musik ini terbuat dari labu pahit tua, tempurung kelapa/kulit labu pahit, kulit kambing/sapi, dan benang hori. Untuk alat geseknya terbuat dari bulu ekor kuda atau ijuk riman atau ijuk enau yang kuat.

Arbab terdiri dari dua bagian, yaitu arbab (instrumen induk) dan penggeseknya. Arbab berbentuk tabung dengan lubang resonansi di bagian tengahnya. Lubang resonansi ini ditutup dengan kulit kambing/sapi. Di bagian bawah arbab terdapat gagang yang digunakan untuk memainkannya.

Penggesek arbab terbuat dari bulu ekor kuda atau ijuk riman atau ijuk enau yang kuat. Penggesek ini diikatkan pada dua tongkat kayu yang disatukan. Tongkat kayu ini digunakan untuk menggesek dawai arbab.

Arbab memiliki dua dawai yang terbuat dari serat nanas. Dawai-dawai ini diikatkan pada dua lubang di bagian atas arbab.

Arbab dimainkan dengan cara digesek. Pemain arbab memegang arbab dengan tangan kiri dan menggesek dawai dengan penggesek yang dipegang dengan tangan kanan.

Arbab biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional Batak Simalungun. Alat musik ini juga sering dimainkan untuk mengiringi acara-acara adat, seperti pesta pernikahan dan upacara kematian.

2. Arababu

Arababu adalah alat musik tradisional dari Maluku Utara yang dimainkan dengan cara digesek. Alat musik ini masuk dalam golongan alat musik chordophone, di mana sumber bunyinya berasal dari dawai atau senar. Senarnya menghasilkan bunyi melodis yang terdengar melengking saat bergesekan dengan busur.

Arababu memiliki bentuk yang mirip dengan rebab, namun ada beberapa perbedaan yang mendasar. Arababu hanya memiliki satu senar, sedangkan rebab umumnya memiliki dua atau tiga senar. Selain itu, Arababu memiliki ukuran fisik yang lebih kecil jika dibandingkan dengan rebab.

Cara memainkan Arababu adalah dengan menggesek senarnya menggunakan busur. Busur Arababu dipegang dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang badan Arababu untuk mengatur nada.

Arababu biasa dimainkan dalam kelompok bersama alat musik khas Maluku Utara lainnya, seperti tifa, gong, atau fuk-fuk. Arababu memberikan nuansa Melayu-Arab yang kental dalam sajian musik Maluku Utara.

Arababu memiliki fungsi yang beragam, mulai dari hiburan, pengiring tarian, hingga ritual adat. Arababu sering digunakan untuk mengiringi tarian tradisional Maluku Utara, seperti Tari Cakalele, Tari Soya-Soya, dan Tari Katre-Katre. Arababu juga sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional Maluku Utara, seperti lagu “Tidore”, “Ternate”, dan “Ungka-Ungka”.

3. Lagia

Lagia adalah alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Nias, Indonesia. Alat musik ini terbuat dari kayu dan memiliki satu senar yang digesek dengan sebuah busur. Bentuk lagia mirip dengan biola, tetapi bagian badannya lebih besar dan lebih pendek.

Lagia dimainkan dengan cara meletakkannya di atas permukaan datar, seperti tanah atau meja. Pemain lagia akan duduk bersila di depan alat musik ini dan menggesek senarnya dengan busur. Busur lagia terbuat dari kayu dan memiliki tali yang terbuat dari rambut kuda.

Lagia biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu rakyat Nias, seperti lagu-lagu percintaan, lagu-lagu perang, dan lagu-lagu ritual. Alat musik ini juga sering dimainkan untuk mengiringi tari-tarian tradisional Nias, seperti tari-tarian perang dan tari-tarian pergaulan.

4. Keso keso

Keso-keso adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Alat musik ini terbuat dari kayu dan memiliki dua senar yang digesek dengan sebuah busur. Bentuk keso-keso mirip dengan rebab, tetapi bagian badannya lebih kecil dan lebih pendek.

Keso-keso dimainkan dengan cara meletakkannya di atas permukaan datar, seperti tanah atau meja. Pemain keso-keso akan duduk bersila di depan alat musik ini dan menggesek senarnya dengan busur. Busur keso-keso terbuat dari kayu dan memiliki tali yang terbuat dari rambut kuda.

Keso-keso biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu rakyat Sulawesi Selatan, seperti lagu-lagu percintaan, lagu-lagu perang, dan lagu-lagu ritual. Alat musik ini juga sering dimainkan untuk mengiringi tari-tarian tradisional Sulawesi Selatan, seperti tari-tarian perang dan tari-tarian pergaulan.

Keso-keso merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Selatan yang cukup populer. Alat musik ini sering dimainkan dalam berbagai acara adat dan budaya di Sulawesi Selatan.

5. Rabab

Rebab adalah alat musik gesek yang berasal dari Timur Tengah dan menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Rebab memiliki bentuk yang mirip dengan biola, tetapi bagian badannya lebih kecil dan lebih pendek.

Rebab terbuat dari kayu dan memiliki satu atau dua senar yang digesek dengan sebuah busur. Busur rebab terbuat dari kayu dan memiliki tali yang terbuat dari rambut kuda.

Rebab dimainkan dengan cara meletakkannya di atas permukaan datar, seperti tanah atau meja. Pemain rebab akan duduk bersila di depan alat musik ini dan menggesek senarnya dengan busur.

Rebab biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu rakyat, tari-tarian tradisional, dan kesenian wayang.

Rebab di Indonesia

Rebab merupakan salah satu alat musik tradisional yang populer di Indonesia. Rebab digunakan dalam berbagai kesenian tradisional, seperti: Wayang golek, Jaipongan, Ketok tilu, Randai, Tari gambyong.

Rebab juga sering dimainkan dalam berbagai acara adat dan budaya, seperti: upacara pernikahan, upacara khitanan, upacara panen.

6. Tehyan

Tehyan adalah alat musik gesek yang berasal dari Tiongkok. Alat musik ini dibawa oleh para imigran Tionghoa ke Indonesia dan kemudian berkembang menjadi alat musik tradisional Betawi.

Tehyan terbuat dari kayu jati dengan tabung resonansi yang terbuat dari batok kelapa. Alat musik ini memiliki 4 senar yang terbuat dari senar baja. Tehyan dimainkan dengan cara digesek menggunakan busur yang terbuat dari rambut kuda.

Tehyan menghasilkan nada-nada tinggi dan melengking. Alat musik ini biasanya dimainkan sebagai pengiring musik Gambang Kromong, Ondel-ondel, dan Lenong Betawi.

7. Heo

Heo adalah alat musik tradisional yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya dari Suku Dawan Timor. Alat musik ini merupakan alat musik gesek yang terbuat dari kayu.

Bagian penggeseknya terbuat dari serangkaian ekor kuda yang diikat pada kayu berbentuk busur. Sedangkan dawai pada alat musik Heo terbuat dari usus kuskus yang sudah kering.

Heo memiliki 4 buah dawai atau senar/tali dengan nada-nada dasar yang bunyinya berbeda-beda. Heo dimainkan dengan cara digesek menggunakan busur. Cara memainkannya adalah dengan meletakkan alat musik Heo pada pangkuan, kemudian menggesek dawai-dawainya dengan busur.

Heo biasanya dimainkan untuk mengiringi berbagai acara adat, seperti upacara pernikahan, upacara kematian, dan upacara panen. Alat musik ini juga sering dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional NTT.

8. Gesok gesok

Alat musik ini terbuat dari kulit binatang dan kyu. Gesok-gesok adalah alat musik sejenis rebab yang memiliki dua dawai. Bentuk alat musik ini hampir sama seperti jantung atau daun keladi dan memiliki tongkat gesek.

Alat musik ini dimainkan untuk mengiringi syair-syair yang bercerita mengenai sejarah dimasa lampau yang berisi tentang nasihat atau petuah. Pada zaman dahulu gesok-gesok dimainkan di kalangan keluarga saja, namun saat ini sudah menjadi musik rakyat.

9. Sukong

Sukong adalah alat musik tradisional Betawi yang menyerupai alat musik rebab yang berasal dari Arab. Hanya saja, ukuran sukong lebih kecil dan hanya memiliki dua dawai atau senar dibandingkan dengan rebab yang menggunakan satu buah dawai.

Sukong terbuat dari dua bagian utama, yaitu badan dan busur. Badan sukong terbuat dari batok kelapa yang dibelah dan dilubangi di bagian tengahnya.

Di bagian tengah badan sukong tersebut terdapat dua lubang kecil untuk tempat senar. Senar sukong terbuat dari senar kawat baja.

Busur sukong terbuat dari kayu yang lentur. Di bagian ujung busur terdapat rambut ekor kuda jantan yang berwarna putih keemasan. Rambut ekor kuda tersebut digunakan untuk menggesek senar sukong.

Sukong dimainkan dengan cara digesek. Pemain sukong akan memegang badan sukong dengan tangan kirinya dan busur dengan tangan kanannya. Pemain sukong akan menggesek senar sukong dengan busur tersebut untuk menghasilkan suara.

Sukong merupakan alat musik yang berfungsi sebagai melodi. Sukong sering digunakan untuk mengiringi kesenian Betawi, seperti ondel-ondel, lenong, dan gambang kromong.

Sukong merupakan salah satu alat musik tradisional Betawi yang terancam punah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari alat musik ini, serta terbatasnya jumlah pemain sukong yang masih aktif.

Demikian penjelasan mengenai alat musik gesek yang berasal dari Indonesia. Semoga bermanfaat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *