Serune kalee , juga dikenal sebagai serune , adalah alat musik tiup tradisional dari Aceh, Indonesia. Alat musik ini termasuk dalam keluarga instrumen aerofon , artinya suaranya dihasilkan oleh udara yang bergetar.
Berikut ini melihat lebih dekat instrumen unik ini:
Karakter fisik:
- Terbuat dari kayu, biasanya nangka atau andalas , dengan hiasan logam (kuningan atau tembaga).
- Bentuknya menyerupai shawm atau klarinet , dengan buluh tunggal dan lubang enam jari .
- Biasanya panjangnya sekitar 50-60 cm .
- Seringkali dihiasi dengan ukiran dan lukisan yang rumit.
Bahan:
Bahan Utama
- Kayu: Bagian utama serune kalee terbuat dari kayu, biasanya menggunakan kayu nangka atau andalas . Kedua jenis kayu ini dikenal kuat, padat, dan memiliki karakter suara yang bagus. Kayu nangka sering dipilih karena suaranya jernih dan nyaring, sedangkan kayu andalas menghasilkan suara yang lebih lembut dan hangat.
Bahan Hias dan Penguat
- Logam: Untuk mempercantik dan memperkuat serune kalee, biasanya ditambahkan hiasan dan penguat dari logam, seperti kuningan atau tembaga . Logam ini digunakan untuk membuat klah (cincin) yang dipasang di beberapa bagian serune untuk mencegah retak dan menambah keindahan.
Komponen Lain
- Reed (lidah): Bagian inilah yang bergetar untuk menghasilkan suara pada serune kalee. Reed biasanya dibuat dari empat helai daun lontar yang sudah dikeringkan.
- Benang: Benang digunakan untuk mengikat reed pada badan serune kalee.
Variasi Bahan
- Dalam beberapa kasus, pengrajin mungkin menggunakan bahan lain untuk membuat serune kalee, seperti tanduk kerbau atau gaharu . Namun, kedua bahan ini tergolong langka dan lebih mahal.
Cara Memainkan:
Serune dimainkan dengan cara ditiup melalui bagian yang disebut “mulut” atau “lubang tiup.” Pemain Serune dapat menghasilkan berbagai nada dengan mengatur tekanan udara dan teknik memainkan yang tepat.
Fungsi dan Penggunaan:
Serune banyak digunakan dalam berbagai upacara adat dan kesenian tradisional masyarakat Gayo, seperti dalam pertunjukan tari, upacara adat, atau acara keagamaan. Alat musik ini juga dapat dimainkan sebagai pengiring musik dalam berbagai situasi.
Secara tradisional dimainkan secara ansambel dengan gendrang (gendang) dan rapai (rebana) untuk berbagai kesempatan:
- Hiburan: pernikahan, festival, acara budaya.
- Upacara: penyambutan tamu, perayaan keagamaan.
- Pengiring tarian : tari saman , tarian cepat dan energik dari Aceh.
- Melodinya yang bernada tinggi menambah karakter musik yang berbeda dan hidup.
Bentuk dan Variasi:
Terdapat beberapa jenis Serune dengan bentuk dan ukuran yang berbeda, seperti Serune Kalee, Serune Beukah, dan Serune Meurapen. Masing-masing jenis Serune memiliki karakteristik yang unik dan digunakan dalam konteks tertentu.
Keberlanjutan Budaya:
Meskipun Serune adalah alat musik tradisional, upaya pelestarian dan pengembangan terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan budaya serta melestarikan kekayaan seni dan musik tradisional Aceh.
Serune memiliki peran penting dalam menyuarakan keindahan dan kekayaan budaya masyarakat Gayo di Aceh, dan terus menjadi bagian integral dari warisan musik tradisional Indonesia.