Bangka Belitung, negeri serumpun sebalai, terkenal dengan keindahan alamnya yang memesona. Di balik pesona wisatanya, Bangka Belitung juga kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya tercermin dalam rumah adatnya yang unik dan penuh filosofi.
Rumah adat Bangka Belitung mencerminkan keindahan alam dan kearifan lokal yang melekat pada masyarakat setempat. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keunikan, struktur, dan makna di balik rumah adat di dua pulau ini.
Ragam Rumah Adat Bangka Belitung
Secara umum, terdapat tiga jenis rumah adat di Bangka Belitung:
1. Rumah Panggung
Rumah Panggung adalah salah satu rumah adat Bangka Belitung yang paling ikonik. Sesuai namanya, rumah ini dibangun di atas tiang penyangga dengan ketinggian sekitar 1,5-2 meter dari permukaan tanah.
Rumah Panggung tersebar luas di wilayah daratan Bangka Belitung dan memiliki fungsi utama sebagai tempat tinggal dan kegiatan sehari-hari.
Sejarah
Sejarah Rumah Panggung di Bangka Belitung tidak terlepas dari pengaruh budaya Melayu dan kondisi alam setempat. Diperkirakan, tradisi membangun rumah panggung sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang.
Orang-orang Melayu yang datang ke Bangka Belitung membawa tradisi ini dan menyesuaikannya dengan kondisi alam setempat.
Struktur Bangunan
Rumah Panggung memiliki beberapa ciri khas, antara lain:
- Dibangun di atas tiang penyangga: Tiang penyangga ini terbuat dari kayu yang kuat dan berfungsi untuk melindungi penghuni dari hewan liar dan banjir.
- Atap: Atap Rumah Panggung umumnya terbuat dari daun nipah, rumbia, atau seng. Bentuk atapnya bervariasi, ada yang berbentuk limas, bubungan panjang, dan bubungan pendek.
- Dinding: Dinding Rumah Panggung terbuat dari papan kayu atau bambu. Jendela dan pintu Rumah Panggung biasanya berukuran besar untuk memberikan ventilasi yang baik.
- Ruangan: Rumah Panggung terbagi menjadi beberapa ruangan, seperti ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan kamar mandi.
Filosofi
Rumah Panggung tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofi yang dianut oleh masyarakat Bangka Belitung, antara lain:
- Kearifan lokal: Penggunaan bahan-bahan alami seperti kayu dan bambu menunjukkan kearifan dalam memanfaatkan sumber daya alam.
- Kebersamaan: Rumah Panggung biasanya dihuni oleh beberapa keluarga besar, sehingga mencerminkan nilai kebersamaan dan gotong royong.
- Kesederhanaan: Rumah Panggung memiliki desain yang sederhana dan fungsional, mencerminkan nilai kesederhanaan masyarakat Bangka Belitung.
2. Rumah Gede
Rumah ini merupakan rumah panggung besar dengan atap gonjong yang khas. Rumah Gede dihuni oleh beberapa keluarga dalam satu kaum (kelompok matrilineal) dan mencerminkan filosofi budaya Minangkabau yang unik.
Sejarah
Sejarah Rumah Gede tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan budaya Minangkabau. Diperkirakan, Rumah Gede sudah ada sejak abad ke-13.
Rumah Gede merupakan hasil adaptasi masyarakat Minangkabau dengan kondisi alam dan budaya setempat. Rumah Gede juga menjadi simbol kejayaan dan kesatuan masyarakat Minangkabau pada masa lampau.
Struktur Bangunan
Rumah Gede memiliki struktur yang kompleks dan penuh makna. Berikut adalah beberapa bagian utama Rumah Gede:
- Atap Gonjong: Atap Rumah Gede berbentuk gonjong yang menyerupai tanduk kerbau. Bentuk atap ini memiliki makna filosofis, yaitu sebagai perwujudan dari filosofi “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang dianut oleh masyarakat Minangkabau.
- Anjung: Anjung adalah bagian depan Rumah Gede yang berfungsi sebagai tempat menerima tamu dan tempat проведения adat.
- Rumah: Rumah adalah bagian tengah Rumah Gede yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan ruang keluarga.
- Bilik: Bilik adalah bagian belakang Rumah Gede yang berfungsi sebagai dapur dan kamar tidur.
- Lantai: Lantai Rumah Gede terbuat dari papan kayu dan dibagi menjadi dua tingkat. Lantai pertama digunakan untuk kegiatan sehari-hari, sedangkan lantai kedua digunakan untuk tempat tidur dan ruang penyimpanan.
Filosofi
Rumah Gede tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofi yang dianut oleh masyarakat Minangkabau, antara lain:
- Kebersamaan: Rumah Gede dihuni oleh beberapa keluarga dalam satu kaum, sehingga mencerminkan nilai kebersamaan dan gotong royong.
- Kesederhanaan: Rumah Gede memiliki desain yang sederhana dan fungsional, mencerminkan nilai kesederhanaan masyarakat Minangkabau.
- Kearifan lokal: Penggunaan bahan-bahan alami seperti kayu dan bambu menunjukkan kearifan dalam memanfaatkan sumber daya alam.
3. Rumah Rakit Limas
Rumah Rakit Limas adalah salah satu rumah adat Bangka Belitung yang paling ikonik. Sesuai namanya, rumah ini didirikan di atas air, umumnya di muara sungai atau tepi laut, dan memiliki bentuk limas yang kokoh.
Rumah Rakit Limas menjadi simbol kearifan lokal masyarakat Bangka Belitung dalam beradaptasi dengan alam dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Sejarah
Sejarah Rumah Rakit Limas tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan budaya masyarakat Bangka Belitung yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Diperkirakan, tradisi membangun Rumah Rakit Limas sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang dan terus berkembang hingga saat ini.
Struktur
Rumah Rakit Limas memiliki struktur yang unik dan dirancang khusus untuk beradaptasi dengan kondisi air. Berikut adalah beberapa bagian utama Rumah Rakit Limas:
- Atap Limas: Atap Rumah Rakit Limas terbuat dari daun nipah atau rumbia dan berbentuk limas. Bentuk atap ini dirancang untuk tahan terhadap hujan dan angin kencang.
- Dinding: Dinding Rumah Rakit Limas terbuat dari papan kayu atau bambu dan dilapisi dengan tikar pandan.
- Lantai: Lantai Rumah Rakit Limas terbuat dari papan kayu yang dilapisi dengan tikar pandan.
- Kolong Rumah: Kolong Rumah Rakit Limas cukup tinggi dan berfungsi untuk menghindari air pasang dan sebagai tempat penyimpanan perahu.
Filosofi
Rumah Rakit Limas tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofi yang dianut oleh masyarakat Bangka Belitung, antara lain:
- Kesederhanaan: Rumah Rakit Limas memiliki desain yang sederhana dan fungsional, mencerminkan nilai kesederhanaan masyarakat Bangka Belitung.
- Kearifan lokal: Penggunaan bahan-bahan alami seperti daun nipah, rumbia, dan kayu menunjukkan kearifan dalam memanfaatkan sumber daya alam.
- Adaptasi dengan alam: Bentuk dan konstruksi Rumah Rakit Limas dirancang khusus untuk beradaptasi dengan kondisi air dan cuaca di Bangka Belitung.